RESUME
DASAR-DASAR BIMBINGAN KONSELING
1.
Pengertian Bimbingan dan Konseling
A.
Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan berasal
dari kata guidance. Guidance berasal dari guide yang artinya menunjukkan,
memimpin atau mengatur.
Unsur-unsur bimbingan :
1.
Proses :
mengindikasikan adanya perubahan secara berangsur-angsur dalam kurun waktu
tertentu.
2.
Membantu :
memberikan pertolongan
3.
Orang-perorangan : Individu yang diberi pertolongan
4.
Memahami diri :
mengenali diri secara mendalam, meliputi keterbatasan serta potensi-potensi
dalam diri.
5.
Lingkungan hidup : Ruang lingkup hidup seseorang
Dari unsur-unsur bimbingan tersebut maka
bimbingan terdefinisikan sebagai berikut :
Bimbingan adalah suatu proses bantuan yang
diberikan orang lain agar dapat meahami diri sendiri dan lingkungan hidup.
(bersifat preventif)
Ciri utama bimbingan :
·
Bimbingan merupakan proses
·
Bimbingan merupakan proses yang
berkelanjutan
·
Pemilihan dan penentuan masalah
merupakan fokus utama bimbingan.
·
Bimbingan merupakan bantuan
terhadap individu dalam proses perkembangannya, dan bukan sekedar
mengarahkan perkembangannya.
·
Bimbingan merupakan layanan
untuk semua.
·
Bimbungan merupakan layanan
yang bersifat umum.
Konseling
Konseling berasal dari kata Counseling.
Counseling counsel artinya
nasihat, anjuran dan pembicaraan.
Unsur-unsur konseling :
1.
Proses konseling
2.
Wawancara
3.
Pemecahan masalah
Dari unsur kons eling tersebut, maka pengertian konseling adalah
Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu
melalui proses konseling dengan cara wawancara dalam memecahkan masalah
kehidupannya. (Bersifat kuratif )
Karakteristik Konseling :
Ø Pada dasarnya dilakukan secara individual, yaitu
antara konseli dan konselor (Dalam perkembangannya ada konseling kelompok )
Ø Pemecahan masalah melalui wawancara (diskusi)
secara face to face
Ø Dalam proses konseling konseli diharapkan dapat
emecahkan masalahnya sendiri
Ø Konseli diharapkan aktif memupuk kesanggupan dan
kemampuan memecahkan masalah yang didalam.
Ø Adanya helping relationship, hubungan yang
dilakukan untuk memberikan bantuan.
B.
Keterkaitan Bimbingan dan Konseling
Dari pengertian bimbingan dan pengertian konseling yang telah dikemukakan pada pembahasan sebelumnya,
ternyata terdapat kesamaan, disamping ada sifat-sifat khas pada konseling. Bimo
Walgito membandingkan kedua pengertian tersebut sebagai berikut :
Ø
Konseling
merupakan salah satu metode dari bimbingan.
Ø
Pada
konseling sudah ada masalah tertentu, yaitu masalah yang dihadapi konseli.
Ø
Konseling
pada dasarnya dilakukan secara individual melalui tatap muka (face to face ),
sedangkan bimbingan umumnya dijalankan secara kelompok.
2.
Tujuan BK
Tujuan Umum BK
Membantu peserta didik mengenal bakat, minat, kemampuan, serta memilih dan
menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan dan merencanakan karier sesuai
dengan tuntutan kerja.
Tujuan Khusus
Membantu peserta didik agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan
meliputi aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier.
Hal tersebut digambarkan dalam ruang lingkup BK dengan pola 17+
Aspek Pribadi – Sosial membantu peserta didik agar :
1.
Memiliki
kesadaran diri dan dapat mengembangkan sikap positif
2.
Membuat
pilihan secara sehat
3.
Menghargai
orang lain
4.
Mempunyai
rasa tanggung jawab
5.
Mengembangkan
ketrampilan hubungan antar pribadi (Interpersonal)
6.
Menyelesaikan
konflik
7.
Membuat
keputusan secara efektif
Aspek bimbingan belajar bertujuan agar peserta didik :
1.
Dapat
melaksanakan keterampilan / teknik belajar secara efektif
2.
Dapat
melaksanakan tujuan dan perencanaan pendidikan
3.
Mampu belajar
secara efektif
4.
Memiliki
keterampilan dan kemampuan dalam menghadapi ujian
Aspek bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja dan
produktif. Adapun dalam aspek tugas perkembangan karier, bimbingan dan
konselingmembantu peserta didik agar :
1.
Dapat
membentuk identitas karier
2.
Dapat
merencanakan masa depan
3.
Dapat
membentuk pola karier
4.
Mengenali
keterampilan, kemampuan, dan minat dalam dirinya
3.
Fungsi
Bimbingan dan Konseling
a.
Fungsi
Pemahaman
Membantu peserta didik memahami diri dan lingkungan.
b.
Fungsi
Pencegahan
Mencegah peserta didik agar tidak menemui permasalahan
yang akan dapat menghambat dan menimbulkan kesulitan dalam proses
perkembangannya.
c.
Fungsi
Perbaikan
Membantu peserta didik mengatasi berbagai
permasalahan yang dihadapi.
d.
Fungsi Pemeliharaan
Menjaga agar perilaku peserta didik yang sudah
menjadibaik jangan sampai rusak kembali.
e.
Fungsi
Pengembangan
Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang
dimiliki peserta didik.
f.
Fungsi
Penyaluran
Membantu peserta didik untuk memilih dan menetapkan
penguasaan karier yang sesuai dengan bakat, minat, keahlian dan ciri-ciri
kepribadiannya
g.
Fungsi
Penyesuaian
Membantu peserta didik menemukan penyesuaian diri
dan perkembanganny secara optimal
h.
Fungsi
Adaptasi
Membantu staf sekolah untuk mengadaptasikan
program pengajaran dengan minat, kemampuan, serta kebutuhan peserta didik.
Sedangkan secara umum program layanan bimbingan konseling mempunyai empat
funsi utama, yaitu :
1.
Pemahaman
individu
2.
Pencegahan
dan pengembangan
3.
Penyesuaian
diri
4.
Pemecahan
masalah
IV. Prinsip
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan
dan konseling perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.
Bimbingan
adalah suatu proses membantu individu (peserta didik).
2.
Bimbingan
hendaknya berfokus pada individu yang dibimbing.
3.
Pemahaman
keragaman dari kemampuan peserta didik yang dibimbing sangat diperlukan dalam
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling.
4.
Masalah yang
tidak dapat diselesaikan oleh tim pembimbing lingkungan lembaga pendidikan,
hendaknya diserahkan kepada ahli / lembaga yang berwenang.
5.
Kegiatan
bimbingan dan konseling dimlai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan
oleh individu (peserta didik).
6.
Bimbingan
harus luwes dan fleksibel.
7.
Program
bimbingan dan konseling harus sesuai dengan program pendidikan pada lembaga
umum.
8.
Pelaksanaan
program bimbingan dan konselng hendaknya dikelola oleh orang yang ahli.
9.
Hendaknya ada
evaluasi untuk mengetahui hasil pelaksanaan program.
VII. Program
Bimbingan dan Konseling di Sekolah
1.
Perlunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Proses
pendidikan di sekolah terdiri dari tiga bidang yang berkaitan secAra integral,
yaitu bidang administrasi dan supervisi, bidang pengajaran, dan bidang
bimbingan. Ketiga bidang tersebut menunjang tercapainya tujuan pendidikan yaitu
perkembangan yang optimal bagi setiap individu atau peserta didik, dalam hal
ini bidang bimbingan mempunyai tanggung jawab dalam memberikan layanan kepada
peserta didik agar mereka dapat
memecahkan masalah yang dihadapi.
2.
Bidang – bidang Bimbingan dan Konseling
Bidang
layanan Bimbingan dan Konseling merupapakan lingkup program Bimbingan dan
Konseling yang diberikan kepada suatu sekolah. Terbagi dalam program umum dan
khusus. Program umum mencakup bidang- bidang tertentu yang merupakanpenjabaran
lebih khusus dari program umum.
Bidang –
bidang bimbingan dan konseling meliputi :
a.
Bimbingan
Pribadi, yaitu bidang layanan pengembangan kemampuan mengatasi masalah –
masalah pribadi dan kepribadian.
Program Khususnya : bimbingan
kehidupan remaja, Bimbingan kemandirian, dll.
b.
Bimbingan Sosial,
yaitu layanan pengembangan kemampuan dan mengatasi masalah sosial.
Program Khususnya : Bimbingan
mengatasi konflik, Bimbingan pengembangan kemampuan, Bimbingan pembinaan
kerjasama, dll.
c.
Bimbingan
Pendidikan / Belajar, yaitu bidang layanan yang mengoptimalkan perkembangan dan
mengatasi masalah dalam proses pendidikan.
Bidang Khususnya : Bimbingan
pengenalan perguruan tinggi, bimbingan lanjutan studi, dll.
d.
Bimbingan
Karier, yaitu bidang layan yang merencanakan dan mempersiapkan pengembangan
karier anak.
Bimbingan Khususnya : Bimbingan pengenalan dunia
karier, bimbingan perencanaan karier, dll.
VIII. Asas
– asas Bimbingan dan Konseling
Asas-asas bimbingan dan
konseling ini dianggap sebagai ambu-rambu dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling. Adapun asas-asasnya adalah sbb :
1.
Asas
Kerahasiaan
Segala
sesuatu yang disampaikan oleh peserta didik kepada konselor harus dijaga
kerahasiaanya.
2.
Asas
Kesukarelaan
Konselor
wajib mengembangkan sikap suka rela pada diri klien (peserta didik) sehingga
klien mampu menghilangkan rasa keterpaksaannya kepada pebimbing / konselor.
3.
Asas
Keterbukaan
Klien
dan konselor hendaknya dapat bersikap terbuka.
4.
Asas Kekinian
Masalah
yang ditanggulangi melalui layanan bimbingan dan konseling adalah masalah –
masalah yang sedang dirasakan kini ( sekarang).
5.
Asas
Kemandirian
Konselor
hendaknya selalu berusaha menghidupkan kemandirian pada diri orang yang
dibimbingnya agar tidak bergantung pada orang lain.
6.
Asas Kegiatan
Memfasilitasi
tumbuhnya suasana yang akan membawa individu (yang dibimbing) mampu melakukan
kegiatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
7.
Asas
Kedinamisan
Menghendaki terjadinya perubahan pada diri individu yang
dibimbing.
8.
Asas
Keterpaduan
Berusaha
memadukan berbagai aspek dari individu yang dibimbing.
9.
Asas Kenormatifan
Hendaknya
tidak bertentangan dengan norma yang berlaku.
10.
Asas Keahlian
Petugas
bimbingan dan konseling adlah orang yang ahli dalam penyelanggaraan layanan
bimbingan dan konseling.
11.
Asas Alih
Tangan
Konselor
hanya menangani masalah-masalah yang sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya.
12.
Asas Tut Wuri
Handayani
Keberadaannya
hendaknya dirasakan manfaatnya oleh peserta didik setiap saat.
IX. Jenis
Layanan Bimbingan Konseling
Berbagai jenis layanan perlu dilakukan sebagai wujud
nyata penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik .
Adapun layanannya adalah sbb :
1.
Layanan
Orientasi
Yaitu
layanan yang ditujukan untuk peserta didik/siswa baru guna memberikan pemahaman
dan penyesuaian diri terhada lingkungan sekolah yang baru dimasuki.
2.
Layanan
Informasi
Yaitu
layanan yang berupaya untuk memenuhi kekurangan seseorang akan informasi.
3.
Layanan
Penempatan dan Penyaluran
Layanan
ini membantu peserta didik untuk ditempatkan pada lingkungan yang lebih sesuai
agar potensi dalam yang ada dapat berkembang secara optimal.
4.
Layanan
Pembelajaran
Layanan
ini merupakan bantuan kepada peserta didik untuk menguasai kemampuan atau
kompetensi tertentu melalaui kegiatan belajar.
5.
Layanan
Konseling Perorangan
Layanan
yang memungkinkan peserta didik memperoleh pelayanan secara pribadi melalui
tatap muka dengan konselor atau guru pembimbing.
6.
Layanan
Bimbingan Kelompok
Bimbingan
kelompok adalah sejumlah peserta didik secara bersama melalui dinamika kelompok
memperoleh berbagai bahan dari narasumber (guru pembimbing).
7.
Layanan
Konseling Kelompok
Layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan
untuk membicarakan dan menyelesaikan permasalahan yang dialami melalui dinamika
kelompok.
8.
Layanan
Konsultasi
Layanan
bimbingan dan konseling yang diberikan kepada seseorang untuk memperoleh
wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani atau
membantu pihak lain.
9.
Layanan
Mediasi
Yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak
yang sedang dalam keadaan tidak menemukan kecocokan sehingga membuat mereka
saling bertentangan.
X. Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan dan Konseling
v Aplikasi Instrumentasi
Yaitu
kegiatan pendukung yang berupa pengumpulan data dan keterangan tentang peserta
didik dan lingkungan yang lebih luas yang dilakukan dengan berbagai instrumen.
v Himpunan Data
Yaitu
kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan
keperluan pengembangan peserta didik .
v Konferensi Kasus
Yaitu
kegiatan bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh
peserta didik dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak
terkait.
v Kunjungan Rumah
Yaitu
kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan
komitmen bagi pemecahan masalah yang dialami peserta didik melalui kunjungan ke
rumahnya.
v Alih Tangan Kasus
Yaitu
kegiatan bimbingan dan konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat
dan tuntas terhadap masalah yang dialami oleh peserta didik dengan memindahkan
penanganan ke pihak lain yang lebih kompeten dan berwenang.
XI. Sejarah
Perkembangan Bimbingan dan Konseling
A.
Perkembangan Bimbingan dan Konseling di Amerika
Serikat
Perkembangan BK di Amerika Serikat ditandai dengan munculnya gerakan
penyeuluhan pada abad 20 yang dipelopori oleh Frank Parsons dengan mendirikan
biro efisiensi kerja pada tahun 1908 di Boston. Karena telah mempelopori
gerakan bimbingan, Parsons dikenal sebagai bapak dari Bimbingan.
Kemudian pada tahun 1910-1916, Jesse B Davis sebagai
konselor sekolah di Central high School di Detroit, juga turut melakukan gerakan dalam bidang bimbingan dan konseling.
Pada tahun 1913 kegiatan tersebut juga dilakukan oleh
Eli Wever dan John Brewer di Harvard University.
Bimbingan dan Konseling berkembang pesat setelah
perang dunia dan telah menampakkan manfaatnya bagi masyarakat yaitu membantu
tentara yang tidak lagi berperang dan ingin kembali ke masyarakat.
B.
Perkembangan Bimbingan dan Konseling di Indonesia
BK dikenal di Indonesia setelah beberapa tokoh Indonesia berkunjung di
Amerika Serikat. Kemudian dalam konferensi FKIP di Malang pada tahun 1960
diputuskan bahwa BK dimasukkan dlm kurikulum FKIP.
Pada tahun 1962 BK membantu penjurusan di SMA Gaya Baru. Tahun 1975 untuk
pertama kalinya BK tertuang dalam kurikulum, yaitu kurikulum 1975. Pada tahun
1975 pula diselenggarakan kenvensi Nasional Bimbingan I di Malang dengan
didirikannya Ikatan Petugas Bimbingan Konseling Indonesia (IPBI) yang sekarang
Asosiasi Bimbingan dan Konseling (ABKIN).
Pada tahun 1984 dalam kurikulum inti 1984 pelaksanaan bimbingan dan
konseling di sekolah tidak mengalami perubahan.
Pada kurikulum 1994, mengalami perubahan besar mengenai bimbingan dan
konseling.
XII. Landasan
Bimbingan dan Konseling
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
mempunyai landasan yang sangat kuat, sehingga pelaksanaan bimbingan dan
konseling di sekolah tidak bisa ditawar lagi. Adapun landasan itu adalah :
1.
Landasan
Filosofis
Kata filosofis berasal dari kata filosofi/filsafat. Filosofi adalah metode
berfikir menurut logika yang bebas dan berusaha menelaah objek studi sedalam
–dalamnya.
2.
Landasan
Pedagogis / Landasan Pendidikan
Pendidikan
(Pedagogis) diaryikan sebagai suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang
dewasa kepada anak yang belum dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk
mencapai kedewasaan. Proses pendidikan ini dapat dilaksanakan secara formal,
informal, dan non formal.
3.
Landasan
Sosiokultural
Landasan
sosiokultural meliputi msalah pertumbuhan penuduk dan perkembangan teknologi.
4.
Landasan
Psikologi
Manusia
adalah mahluk yang terus tumbuh dan berkemban dari asa konsepsi (masa dalam
kandungan sampai akhir hayatnya).
5.
Landasan Ilmiah
Tehnologis
Pembimbing
tidak boleh bekrja sembarangan. Ia dibekali ilmu khusus yang berkadar ilmiah
tehnologis.
6.
Landasan
Agamis
Semua
agama mengakui bahwa manusia adalah mahluk yang paling tinggi martabatnya
diantara mahluk Tuhan lainnya.
7.
Landasan
Hukum
Pelaksanaan
bimbingan dan konseling di sekolah dilandasi oleh landasan hukum yang berupa
undang-undang dan peraturan. Diantaranya adalah :
a)
Di dalam
kurikulum 1975 buku IIIC SD, SMP, dan SMA telah dilakukan secara operasional
pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah demikian pula dalam kurikulum pendidikan
menengah kejuruan 1976 III D.
b)
SK Mendikbud
No. 0370/0/1978, untuk SMP tgl 22 Des 197, dan SK Mendikbud No, 0371/0/1978,
untuk SMA, tgl 22 Des 1978.
c)
Kurikulum SMP
dan SMA tahun 1984.
d)
UU Pendidikan
No. 2 tahun 1989.
e)
Peraturan
Pemerintah no 28 tahun 1990.
f)
Peraturan
Pemerintah no. 29 tahun 1990 Bab X pasal 27.
g)
Menurut SK
Menpan No. 26 tahun 1989.
h)
Peraturan Pemerintah
RI No. 38 tahun 1992 pada tanggal 17juli 1992 tentang kependidikan.
i)
SK Menteri
Pendidikan No. 84/1993 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya,
pasal 3, pasal 5 butir 2.
j)
SK Mendikbud
dan Kepala BAKN No. 043/0/1993 dan No 25 tahun 1993 tentang petunjuk
pelaksanaan jabatan atau fungsional guru dan anggota kreditnya (pasal 1, butir
4, 10, 11, 12, 13, 14)
k)
SKMendikbud
No. 025/0/1995 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan gungsional guru dan anggota
kreditnya (butir 1, 5a, 5c, 7a, b, d).
XII. Bimbingan Dalam Penentuan Pendidikan
Dari akar katanya
bimbingan diartikan sebagai pemandu yang artinya mengarahkan dan mengatur. Jadi dalam hal ini bimbingan diartikan
sebagai suatu program yang menunjukkan tata cara dan proses yang terorganisir untuk mencapai hasil pribadi dalm bidang pendidikan
tertentu.
v Program
Bimbingan .
Program bimbingan adalah tindakan formal
sekolah yang diperlukan untuk membuat pedoman operasional dan tersedia untuk
siswa. Program bimbingan yang disediakan untuk sekolah modern adalah sbb :
·
Komponen
penilaian
Komponen
ini merupakan komponen yang dirancang untuk mengumpulkan , menganalisis data
dari siswa untuk mengetahui seberapa jauh siswa memahami diri.
·
Komponem
informasi
Komponen
ini dirancang untuk memberikan pengetahuan pada siswa mengenaii kesempatan
pendidikan, kejuruan, dan pribadi sosial
·
Komponen
Konseling
Dirancang
untuk memudahkan pemahaman diri
·
Komponen
konsultasi
Dirancang
untuk memberikan bantuan teknis kepada guru, administrator dan ortu untuk
membantu siswa dalam peningkatan sekolah
·
Komponen
perencanaan dan penempatan
Dirancang
untuk meningktkan perkembangn siswa dengan melihat peluang kerja yang sesauai
di lapangan
·
Komponen
evaluasi
Dirancang
untuk menentukan efektivitas program bimbingan
v Bimbingan
Dalam Pendidikan
Pendidikan
adalah aset tak ternilai penting yang mendasar bagi perorangan dan masyarakat
v Harapan
Untuk Pendidikan
Diharapkan
sekolah dapat menyediakan sarana untuk membangun intelektual/kecerdasan mereka.
v Fungsi
Pendidikan
Fungsi
pokok pendidikan :
·
Fungsi
pembangunan
Pendidikan
punya tanggung jawab untuk membangun kualitas individu.
·
Fungsi
perbedaan
Perbedaandari
masing-masing individu dikristalkan menjadi pola yang sangat berbeda sebagai
individu dewasa
·
Fungsi
integrasi
Memberikan
kontribusi sebisa mungkin untuk integrasi siswa
XIII. Prinsip,
Kritik dan Isu- isu BK
v Prinsip Bimbingan
1)
Bimbingan
secara primer dan sistematis adalah mengenai perkembangan pribadi dari
individu.
2)
Model primer
bimbingan dilakukan pada proses perilaku individu.
3)
Bimbingan berorientasi
pada kerjasama, bukan pada paksaan.
4)
Manusia
mempunyai kapasitas / kemampuan untuk mengembangkan diri.
5)
Beimbingan
dilaksanaan dengan menghargai harkat dan martabat manusia.
6)
Bimbingan
bersifat terus menerus dan berurutan.
v Kritik Bimbingan
1)
Semua
pendidik harus memiliki tanggung jawab dalam proses pendidikan.
2)
Istilah
bimbingan terkesan bersifat otoriter dan paternalisme.
3)
Bimbingan
Konseling hampir kehilangan identitasnya dibandingkan dengan psikologi.
4)
Konselor itu
dilatih untuk mampu memecahkan masalah yang dihadapi klien.
5)
Konselor
menghabiskan waktu mereka hanya pada PT / siswa dan mengabaikan tenaga kerja.
6)
Bimbingan
adalah utheoritical, bahwa praktek bimbingan saat ini adalah tindakan yang
tidak dapat didasarkan pada teori apapun.
7)
Konselor
kurang bersimpati dalam melayani siswa kelompok minoritas.
8)
Tanggapan
konselor pada klien wanita didasarkan pada klise perempuan.
v Isu – Isu Bimbingan Konseling
1)
Kekuatan
ekonomi dan industri lebih kuat daripada sosial politik, merupakan alasan
mengapa bimbingan berasal dari Amerika Serikat.
Diskusi: Banyak alasan yang telah
dikemukakan untuk menjelaskan fenomena bimbingan yang ditemukan di Amerika.
2)
Akan lebih
baik jika layanan bimbingan telah ditemukan di beberapa lembaga masyarakat,
baru sekolah.
Diskusi: mengapa bimbingan tetap didirikan di
beberapa lembaga masyarakat lain merupakan sebuah tantangan yang setiap
prakteknya memerlukan pemikiran.
XIII. Model Bimbingan
1.
Model Parsons
Parsons memberikan tiga faktor utama dalam memilih
lapangan pekerjaan, yaitu :
a)
Analisa
Individual
Konselor
dan klien bersama menganalisa kemampuan, minat dan tingkah laku klien.
b)
Analisa
Pekerjaan
klien
belajar mengenai penempatan, peluang, kebutuhan dan prospek ketenaga kerjaan
dalam berbagai bentuk pekerjaan.
c)
Perbandingan
dua bagian dari dua analisa.
Konselor
dan klien memperbincangkan hubungan antara dua bagian dari data.
Keuntungan dari model Parsons adalah jelas
hal-hal ini menarik akal logila dan umum, dan bisa diprogram ke dalam
sekolah-sekolah karena kepastiannya.
Kelemahan
model Parsosns adalah sebagai berikut :
a.
Teori-teori
ini diasumsikan bersifat statis karena adanya pencocokan orang dalam pekerjaan.
b.
Teori ini
menjadi praktek sebelum itu dapat dievaluasi.
c.
Idenya
diambilkan dari kontak yang terbatas selama waktu yang singkat.
d.
Adanya asumsi
bahwa guru ketinggalan zaman dan informasi.
e.
Konselor
bertindak sebagai informasi kerja.
f.
Informasi
formal tidak pernah bisa benar-benar aktual, realistis dan otentik.
g.
Parsons
mengabaikan motivasi, kelas sosial ekonomi, dan nilai-nilai budaya.
Hasil dan implikasinya, Parsons mempunyai
kontribusi besar yang tingkat penekanan pada analisis individu sebelum
pemilihan penempatan.
Bimbingan identik dengan pendidikan. Tujuan
pendidikan menurut Brewer adalah kehidupan yang efektif di tujuan bidang
aktifitas manusia seperti :
Ø Kesehatan
Ø Proses mental mendasar
Ø Keanggotaan rumah
Ø Kewarganegaraan
Ø Pemanfaatan waktu luang
Ø Karakter, etis
Bimbingan di sekolah dapat digambarkan sebagai
membantu anak-anak untuk memahami, mengatur, memperluas, dan meningkatkan
kegiatan mereka, baik individu maupun kelompok.
Saran Brewer kriteria bimbingan:
1.
Orang itu
dibimbing dalam penyelesaian masalah, melaksanakan tugas atau bergerak menuju
tujuan.
2.
Orang itu
dibimbing biasanya mengambil inisiatif dan meminta bimbingan.
3.
Bimbingan ada
simpatik, ramah dan memahami klien.
4.
Bimbingan
harus memiliki pengalaman dan pengetahuan.
5.
Metode
bimbingan adalah untuk menawarjan peluang dan pengalaman baru.
6.
Klien di
bimbing atas persetujuan dan berhak menggunakan bimbingan dalam pengambilan
keputusan pribadi.
7.
Bimbingan
yang ditawarkan membantu orang menerima diri sendiri.
Kelebihan dan kelemahan
Kelemahannya bahwa perluasan bimbingan dilakukan dengan pengenalan secara
sifat pendidikan, etika, pribadi, moral, dsb.
Kelebihannya disediakan secara efisien dan ekonomis melalui
berbagaikegiatan didalam kelas.
XIV. Bimbingan Sebagai Penyalur dan
Penyesuaian
Bimbingan harus menyertakan dua fungsi yaitu :
1.
Distribusi,
membantu siswa untuk melihat oeluang-peluang yang ada.
2.
Penyesuaian,
mengintegrasikan pengetahuan tentang diri mereka dan lingkungan mereka sesuai
dengan tujuan mereka.
XV. Bimbingan sebagai Pengambilan Keputusan
Dalam proses ini bimbingan memberikan informasi pada
siswa tentang peluang yang tersedia di setiap pilihan mereka.
XVI. Model Bimbingan Kontemporer
Bimbingan sebagai pedoman layanan konstelasi, artinya
bimbingan sebagi konstelasi layanan menegaska bahwa keberadannya di sekolah
untuk mendukun bimbingan yang diberikan oleh guru.
XVII. Bimbingan Pengembangan
Bimbingan merupakan sebuah proses dalam membantu
perkembangan siswa di semua bidang kejuruan , pendidikan, dan pengalaman
pribadi sosial pada semua tahap kehidupan mereka.
Secara filosofis , bimbingan pengembangan diarahkan
pada perkembangan pencapaian kedewasaan seseorang dan pemahaman tentang diri ,
keasadaran lingkungan seseorang, penguasaan menyeluruh tentang diri, serta
pemahaman nilai-nilai pribadi dan sosial.
XVIII. Bimbingan
Sebagai Rekonstruksi Sosial
Model
rekonstruksi sosial pada kenyataannya
merupakan cita-cita dari bimbingan yaitu memfasilitasi individu untuk
bergerak lebih dekat untuk menjadi sebuah kenyataan.
R.Aj Rizky Wulan Amalia (058)
Thank's Infonya Bray .. !!!
BalasHapuswww.bisnistiket.co.id