Rabu, 04 April 2012

resume dasar-dasar bimbingan dan konseling

RESUME DASAR-DASAR BIMBINGAN KONSELING

1.                   Pengertian Bimbingan dan Konseling

A.           Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan berasal dari kata guidance. Guidance berasal dari guide yang artinya menunjukkan, memimpin atau mengatur.
Unsur-unsur bimbingan :
1.       Proses                                  : mengindikasikan adanya perubahan secara berangsur-angsur dalam kurun waktu tertentu.            
2.       Membantu                         : memberikan pertolongan
3.       Orang-perorangan          : Individu yang diberi pertolongan
4.       Memahami diri                 : mengenali diri secara mendalam, meliputi keterbatasan serta potensi-potensi dalam diri.
5.       Lingkungan hidup            : Ruang lingkup hidup seseorang
Dari unsur-unsur bimbingan tersebut maka bimbingan terdefinisikan sebagai berikut :
Bimbingan adalah suatu proses bantuan yang diberikan orang lain agar dapat meahami diri sendiri dan lingkungan hidup. (bersifat preventif)

Ciri utama bimbingan :
·         Bimbingan merupakan proses
·         Bimbingan merupakan proses yang berkelanjutan
·         Pemilihan dan penentuan masalah merupakan fokus utama bimbingan.
·         Bimbingan merupakan  bantuan  terhadap individu dalam proses perkembangannya, dan bukan sekedar mengarahkan perkembangannya.
·         Bimbingan merupakan layanan untuk semua.
·         Bimbungan merupakan layanan yang bersifat umum.

Konseling

Konseling berasal dari kata Counseling.
Counseling          counsel artinya nasihat, anjuran dan pembicaraan.
Unsur-unsur konseling :
1.       Proses konseling
2.       Wawancara
3.       Pemecahan masalah
Dari unsur kons eling tersebut, maka pengertian konseling adalah
Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu melalui proses konseling dengan cara wawancara dalam memecahkan masalah kehidupannya. (Bersifat kuratif )
Karakteristik Konseling :
Ø  Pada dasarnya dilakukan secara individual, yaitu antara konseli dan konselor (Dalam perkembangannya ada konseling kelompok )
Ø  Pemecahan masalah melalui wawancara (diskusi) secara face to face
Ø  Dalam proses konseling konseli diharapkan dapat emecahkan masalahnya sendiri
Ø  Konseli diharapkan aktif memupuk kesanggupan dan kemampuan memecahkan masalah yang didalam.
Ø  Adanya helping relationship, hubungan yang dilakukan untuk memberikan bantuan.

B.                Keterkaitan  Bimbingan dan Konseling
Dari pengertian bimbingan dan pengertian konseling yang telah  dikemukakan pada pembahasan sebelumnya, ternyata terdapat kesamaan, disamping ada sifat-sifat khas pada konseling. Bimo Walgito membandingkan kedua pengertian tersebut sebagai berikut :
Ø  Konseling merupakan salah satu metode dari bimbingan.
Ø  Pada konseling sudah ada masalah tertentu, yaitu masalah yang dihadapi konseli.
Ø  Konseling pada dasarnya dilakukan secara individual melalui tatap muka (face to face ), sedangkan bimbingan umumnya dijalankan secara kelompok.

2.                  Tujuan BK
Tujuan Umum BK
Membantu peserta didik mengenal bakat, minat, kemampuan, serta memilih dan menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan dan merencanakan karier sesuai dengan tuntutan kerja.
Tujuan Khusus
Membantu peserta didik agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier.
Hal tersebut digambarkan dalam ruang lingkup BK dengan pola 17+

Aspek Pribadi – Sosial membantu peserta didik agar :
1.       Memiliki kesadaran diri dan dapat mengembangkan sikap positif
2.       Membuat pilihan secara sehat
3.       Menghargai orang lain
4.       Mempunyai rasa tanggung jawab
5.       Mengembangkan ketrampilan hubungan antar pribadi (Interpersonal)
6.       Menyelesaikan konflik
7.       Membuat keputusan secara efektif

Aspek bimbingan belajar bertujuan agar peserta didik :
1.       Dapat melaksanakan keterampilan / teknik belajar secara efektif
2.       Dapat melaksanakan tujuan dan perencanaan pendidikan
3.       Mampu belajar secara efektif
4.       Memiliki keterampilan dan kemampuan dalam menghadapi ujian
Aspek bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja dan produktif. Adapun dalam aspek tugas perkembangan karier, bimbingan dan konselingmembantu peserta didik agar :
1.       Dapat membentuk identitas karier
2.       Dapat merencanakan masa depan
3.       Dapat membentuk pola karier
4.       Mengenali keterampilan, kemampuan, dan minat dalam dirinya

3.                   Fungsi Bimbingan dan Konseling

a.       Fungsi Pemahaman
Membantu peserta didik memahami diri dan lingkungan.
b.      Fungsi Pencegahan
Mencegah peserta didik agar tidak menemui permasalahan yang akan dapat menghambat dan menimbulkan kesulitan dalam proses perkembangannya.
c.       Fungsi Perbaikan
Membantu peserta didik mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi.
d.      Fungsi Pemeliharaan
Menjaga agar perilaku peserta didik yang sudah menjadibaik jangan sampai rusak kembali.
e.      Fungsi Pengembangan
Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik.
f.        Fungsi Penyaluran
Membantu peserta didik untuk memilih dan menetapkan penguasaan karier yang sesuai dengan bakat, minat, keahlian dan ciri-ciri kepribadiannya
g.       Fungsi Penyesuaian
Membantu peserta didik menemukan penyesuaian diri dan perkembanganny secara optimal
h.      Fungsi Adaptasi
Membantu staf sekolah untuk mengadaptasikan program pengajaran dengan minat, kemampuan, serta kebutuhan peserta didik.
Sedangkan secara umum program layanan bimbingan konseling mempunyai empat funsi utama, yaitu :
1.       Pemahaman individu
2.       Pencegahan dan pengembangan
3.       Penyesuaian diri
4.       Pemecahan masalah

IV.       Prinsip Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.    Bimbingan adalah suatu proses membantu individu (peserta didik).
2.    Bimbingan hendaknya berfokus pada individu yang dibimbing.
3.    Pemahaman keragaman dari kemampuan peserta didik yang dibimbing sangat diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling.
4.    Masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh tim pembimbing lingkungan lembaga pendidikan, hendaknya diserahkan kepada ahli / lembaga yang berwenang.
5.    Kegiatan bimbingan dan konseling dimlai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu (peserta didik).
6.    Bimbingan harus luwes dan fleksibel.
7.    Program bimbingan dan konseling harus sesuai dengan program pendidikan pada lembaga umum.
8.    Pelaksanaan program bimbingan dan konselng hendaknya dikelola oleh orang yang ahli.
9.    Hendaknya ada evaluasi untuk mengetahui hasil pelaksanaan program.
VII.         Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
1.       Perlunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Proses pendidikan di sekolah terdiri dari tiga bidang yang berkaitan secAra integral, yaitu bidang administrasi dan supervisi, bidang pengajaran, dan bidang bimbingan. Ketiga bidang tersebut menunjang tercapainya tujuan pendidikan yaitu perkembangan yang optimal bagi setiap individu atau peserta didik, dalam hal ini bidang bimbingan mempunyai tanggung jawab dalam memberikan layanan kepada peserta didik   agar mereka dapat memecahkan masalah yang dihadapi.
2.       Bidang – bidang Bimbingan dan Konseling
Bidang layanan Bimbingan dan Konseling merupapakan lingkup program Bimbingan dan Konseling yang diberikan kepada suatu sekolah. Terbagi dalam program umum dan khusus. Program umum mencakup bidang- bidang tertentu yang merupakanpenjabaran lebih khusus dari program umum.
Bidang – bidang bimbingan dan konseling meliputi :
a.       Bimbingan Pribadi, yaitu bidang layanan pengembangan kemampuan mengatasi masalah – masalah pribadi dan kepribadian.
Program Khususnya : bimbingan kehidupan remaja, Bimbingan kemandirian, dll.
b.      Bimbingan Sosial, yaitu layanan pengembangan kemampuan dan mengatasi masalah sosial.
Program Khususnya : Bimbingan mengatasi konflik, Bimbingan pengembangan kemampuan, Bimbingan pembinaan kerjasama, dll.
c.       Bimbingan Pendidikan / Belajar, yaitu bidang layanan yang mengoptimalkan perkembangan dan mengatasi masalah dalam proses pendidikan.
Bidang Khususnya : Bimbingan pengenalan perguruan tinggi, bimbingan lanjutan studi, dll.
d.      Bimbingan Karier, yaitu bidang layan yang merencanakan dan mempersiapkan pengembangan karier anak.
Bimbingan Khususnya : Bimbingan pengenalan dunia karier, bimbingan perencanaan karier, dll.

VIII.        Asas – asas Bimbingan dan Konseling
Asas-asas bimbingan dan konseling ini dianggap sebagai ambu-rambu dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Adapun asas-asasnya adalah sbb :
1.       Asas Kerahasiaan
Segala sesuatu yang disampaikan oleh peserta didik kepada konselor harus dijaga kerahasiaanya.
2.       Asas Kesukarelaan
Konselor wajib mengembangkan sikap suka rela pada diri klien (peserta didik) sehingga klien mampu menghilangkan rasa keterpaksaannya kepada pebimbing / konselor.
3.       Asas Keterbukaan
Klien dan konselor hendaknya dapat bersikap terbuka.
4.       Asas Kekinian
Masalah yang ditanggulangi melalui layanan bimbingan dan konseling adalah masalah – masalah yang sedang dirasakan kini ( sekarang).
5.       Asas Kemandirian
Konselor hendaknya selalu berusaha menghidupkan kemandirian pada diri orang yang dibimbingnya agar tidak bergantung pada orang lain.
6.       Asas Kegiatan
Memfasilitasi tumbuhnya suasana yang akan membawa individu (yang dibimbing) mampu melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
7.       Asas Kedinamisan
Menghendaki  terjadinya perubahan pada diri individu yang dibimbing.
8.       Asas Keterpaduan
Berusaha memadukan berbagai aspek dari individu yang dibimbing.
9.       Asas Kenormatifan
Hendaknya tidak bertentangan dengan norma yang berlaku.
10.   Asas Keahlian
Petugas bimbingan dan konseling adlah orang yang ahli dalam penyelanggaraan layanan bimbingan dan konseling.
11.   Asas Alih Tangan
Konselor hanya menangani masalah-masalah yang sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya.
12.   Asas Tut Wuri Handayani
Keberadaannya hendaknya dirasakan manfaatnya oleh peserta didik setiap saat.
IX.           Jenis Layanan Bimbingan Konseling
                Berbagai jenis layanan perlu dilakukan sebagai wujud nyata penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik . Adapun layanannya adalah sbb :
1.       Layanan Orientasi
Yaitu layanan yang ditujukan untuk peserta didik/siswa baru guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri terhada lingkungan sekolah yang baru dimasuki.
2.       Layanan Informasi
Yaitu layanan yang berupaya untuk memenuhi kekurangan seseorang akan informasi.
3.       Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan ini membantu peserta didik untuk ditempatkan pada lingkungan yang lebih sesuai agar potensi dalam yang ada dapat berkembang secara optimal.
4.       Layanan Pembelajaran
Layanan ini merupakan bantuan kepada peserta didik untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalaui kegiatan belajar.
5.       Layanan Konseling Perorangan
Layanan yang memungkinkan peserta didik memperoleh pelayanan secara pribadi melalui tatap muka dengan konselor atau guru pembimbing.
6.       Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah sejumlah peserta didik secara bersama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber (guru pembimbing).
7.       Layanan Konseling Kelompok
Layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk membicarakan dan menyelesaikan permasalahan yang dialami melalui dinamika kelompok.
8.       Layanan Konsultasi
Layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada seseorang untuk memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani atau membantu pihak lain.
9.       Layanan Mediasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak yang sedang dalam keadaan tidak menemukan kecocokan sehingga membuat mereka saling bertentangan.
X.            Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan dan Konseling
v  Aplikasi Instrumentasi
Yaitu kegiatan pendukung yang berupa pengumpulan data dan keterangan tentang peserta didik dan lingkungan yang lebih luas yang dilakukan dengan berbagai instrumen.
v  Himpunan Data
Yaitu kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik .
v  Konferensi Kasus
Yaitu kegiatan bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak terkait.
v  Kunjungan Rumah
Yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi pemecahan masalah yang dialami peserta didik melalui kunjungan ke rumahnya.
v  Alih Tangan Kasus
Yaitu kegiatan bimbingan dan konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas terhadap masalah yang dialami oleh peserta didik dengan memindahkan penanganan ke pihak lain yang lebih kompeten dan berwenang.

XI.           Sejarah Perkembangan Bimbingan dan Konseling
A.      Perkembangan Bimbingan dan Konseling di Amerika Serikat
Perkembangan BK di Amerika Serikat ditandai dengan munculnya gerakan penyeuluhan pada abad 20 yang dipelopori oleh Frank Parsons dengan mendirikan biro efisiensi kerja pada tahun 1908 di Boston. Karena telah mempelopori gerakan bimbingan, Parsons dikenal sebagai bapak dari Bimbingan.
                Kemudian pada tahun 1910-1916, Jesse B Davis sebagai konselor sekolah di Central high School di Detroit, juga turut melakukan  gerakan dalam bidang bimbingan dan konseling.
                Pada tahun 1913 kegiatan tersebut juga dilakukan oleh Eli Wever dan John Brewer di Harvard University.
                Bimbingan dan Konseling berkembang pesat setelah perang dunia dan telah menampakkan manfaatnya bagi masyarakat yaitu membantu tentara yang tidak lagi berperang dan ingin kembali ke masyarakat.
B.      Perkembangan Bimbingan dan Konseling di Indonesia
BK dikenal di Indonesia setelah beberapa tokoh Indonesia berkunjung di Amerika Serikat. Kemudian dalam konferensi FKIP di Malang pada tahun 1960 diputuskan bahwa BK dimasukkan dlm kurikulum FKIP.
Pada tahun 1962 BK membantu penjurusan di SMA Gaya Baru. Tahun 1975 untuk pertama kalinya BK tertuang dalam kurikulum, yaitu kurikulum 1975. Pada tahun 1975 pula diselenggarakan kenvensi Nasional Bimbingan I di Malang dengan didirikannya Ikatan Petugas Bimbingan Konseling Indonesia (IPBI) yang sekarang Asosiasi Bimbingan dan Konseling (ABKIN).
Pada tahun 1984 dalam kurikulum inti 1984 pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah tidak mengalami perubahan.
Pada kurikulum 1994, mengalami perubahan besar mengenai bimbingan dan konseling.

XII.         Landasan Bimbingan dan Konseling
                Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah mempunyai landasan yang sangat kuat, sehingga pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah tidak bisa ditawar lagi. Adapun landasan itu adalah :
1.       Landasan Filosofis
Kata filosofis berasal dari kata filosofi/filsafat. Filosofi adalah metode berfikir menurut logika yang bebas dan berusaha menelaah objek studi sedalam –dalamnya.
2.       Landasan Pedagogis / Landasan Pendidikan
Pendidikan (Pedagogis) diaryikan sebagai suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan. Proses pendidikan ini dapat dilaksanakan secara formal, informal, dan non formal.
3.       Landasan Sosiokultural
Landasan sosiokultural meliputi msalah pertumbuhan penuduk dan perkembangan teknologi.
4.       Landasan Psikologi
Manusia adalah mahluk yang terus tumbuh dan berkemban dari asa konsepsi (masa dalam kandungan sampai akhir hayatnya).
5.       Landasan Ilmiah Tehnologis
Pembimbing tidak boleh bekrja sembarangan. Ia dibekali ilmu khusus yang berkadar ilmiah tehnologis.
6.       Landasan Agamis
Semua agama mengakui bahwa manusia adalah mahluk yang paling tinggi martabatnya diantara mahluk Tuhan lainnya.
7.       Landasan Hukum
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dilandasi oleh landasan hukum yang berupa undang-undang dan peraturan. Diantaranya adalah :
a)      Di dalam kurikulum 1975 buku IIIC SD, SMP, dan SMA telah dilakukan secara operasional pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah demikian pula dalam kurikulum pendidikan menengah kejuruan 1976 III D.
b)      SK Mendikbud No. 0370/0/1978, untuk SMP tgl 22 Des 197, dan SK Mendikbud No, 0371/0/1978, untuk SMA, tgl 22 Des 1978.
c)       Kurikulum SMP dan SMA tahun 1984.
d)      UU Pendidikan No. 2 tahun 1989.
e)      Peraturan Pemerintah no 28 tahun 1990.
f)       Peraturan Pemerintah no. 29 tahun 1990 Bab X pasal 27.
g)      Menurut SK Menpan No. 26 tahun 1989.
h)      Peraturan Pemerintah RI No. 38 tahun 1992 pada tanggal 17juli 1992 tentang kependidikan.
i)        SK Menteri Pendidikan No. 84/1993 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, pasal 3, pasal 5 butir 2.
j)        SK Mendikbud dan Kepala BAKN No. 043/0/1993 dan No 25 tahun 1993 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan atau fungsional guru dan anggota kreditnya (pasal 1, butir 4, 10, 11, 12, 13, 14)
k)      SKMendikbud No. 025/0/1995 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan gungsional guru dan anggota kreditnya (butir 1, 5a, 5c, 7a, b, d).


XII. Bimbingan Dalam Penentuan Pendidikan
Dari akar katanya bimbingan diartikan sebagai pemandu yang artinya mengarahkan dan mengatur.  Jadi dalam hal ini bimbingan diartikan sebagai suatu program yang menunjukkan tata cara  dan proses yang terorganisir  untuk mencapai  hasil pribadi dalm bidang pendidikan tertentu.
v  Program Bimbingan .
 Program bimbingan adalah tindakan formal sekolah yang diperlukan untuk membuat pedoman operasional dan tersedia untuk siswa. Program bimbingan yang disediakan untuk sekolah modern adalah sbb :
·         Komponen penilaian
Komponen ini merupakan komponen yang dirancang untuk mengumpulkan , menganalisis data dari siswa untuk mengetahui seberapa jauh siswa memahami diri.
·         Komponem informasi
Komponen ini dirancang untuk memberikan pengetahuan pada siswa mengenaii kesempatan pendidikan, kejuruan, dan pribadi sosial
·         Komponen Konseling
Dirancang untuk memudahkan pemahaman diri
·         Komponen konsultasi
Dirancang untuk memberikan bantuan teknis kepada guru, administrator dan ortu untuk membantu siswa dalam peningkatan sekolah 
·         Komponen perencanaan dan penempatan
Dirancang untuk meningktkan perkembangn siswa dengan melihat peluang kerja yang sesauai di lapangan
·         Komponen evaluasi
Dirancang untuk menentukan efektivitas program bimbingan
v  Bimbingan Dalam Pendidikan
Pendidikan adalah aset tak ternilai penting yang mendasar bagi perorangan dan masyarakat
v  Harapan Untuk Pendidikan
Diharapkan sekolah dapat menyediakan sarana untuk membangun intelektual/kecerdasan mereka.
v  Fungsi Pendidikan
Fungsi pokok pendidikan :
·         Fungsi pembangunan
Pendidikan punya tanggung jawab untuk membangun kualitas individu.
·         Fungsi perbedaan
Perbedaandari masing-masing individu dikristalkan menjadi pola yang sangat berbeda sebagai individu dewasa
·         Fungsi integrasi
Memberikan kontribusi sebisa mungkin untuk integrasi siswa
XIII.        Prinsip, Kritik dan Isu- isu BK
v  Prinsip Bimbingan
1)      Bimbingan secara primer dan sistematis adalah mengenai perkembangan pribadi dari individu.
2)      Model primer bimbingan dilakukan pada proses perilaku individu.
3)      Bimbingan berorientasi pada kerjasama, bukan pada paksaan.
4)      Manusia mempunyai kapasitas / kemampuan untuk mengembangkan diri.
5)      Beimbingan dilaksanaan dengan menghargai harkat dan martabat manusia.
6)      Bimbingan bersifat terus menerus dan berurutan.

v  Kritik Bimbingan
1)      Semua pendidik harus memiliki tanggung jawab dalam proses pendidikan.
2)      Istilah bimbingan terkesan bersifat otoriter dan paternalisme.
3)      Bimbingan Konseling hampir kehilangan identitasnya dibandingkan dengan psikologi.
4)      Konselor itu dilatih untuk mampu memecahkan masalah yang dihadapi klien.
5)      Konselor menghabiskan waktu mereka hanya pada PT / siswa dan mengabaikan tenaga kerja.
6)      Bimbingan adalah utheoritical, bahwa praktek bimbingan saat ini adalah tindakan yang tidak dapat didasarkan pada teori apapun.
7)      Konselor kurang bersimpati dalam melayani siswa kelompok minoritas.
8)      Tanggapan konselor pada klien wanita didasarkan pada klise perempuan.

v  Isu – Isu Bimbingan Konseling
1)      Kekuatan ekonomi dan industri lebih kuat daripada sosial politik, merupakan alasan mengapa bimbingan berasal dari Amerika Serikat.
Diskusi: Banyak alasan yang telah dikemukakan untuk menjelaskan fenomena bimbingan yang ditemukan di Amerika.
2)      Akan lebih baik jika layanan bimbingan telah ditemukan di beberapa lembaga masyarakat, baru sekolah.
Diskusi: mengapa bimbingan tetap didirikan di beberapa lembaga masyarakat lain merupakan sebuah tantangan yang setiap prakteknya memerlukan pemikiran.

XIII.        Model Bimbingan
1.       Model Parsons
                Parsons memberikan tiga faktor utama dalam memilih lapangan pekerjaan, yaitu :
a)      Analisa Individual
Konselor dan klien bersama menganalisa kemampuan, minat dan tingkah laku klien.
b)      Analisa Pekerjaan
klien belajar mengenai penempatan, peluang, kebutuhan dan prospek ketenaga kerjaan dalam berbagai bentuk pekerjaan.
c)       Perbandingan dua bagian dari dua analisa.
Konselor dan klien memperbincangkan hubungan antara dua bagian dari data.

Keuntungan dari model Parsons adalah jelas  hal-hal ini menarik akal logila dan umum, dan bisa diprogram ke dalam sekolah-sekolah karena kepastiannya.
Kelemahan model Parsosns adalah sebagai berikut :
a.       Teori-teori ini diasumsikan bersifat statis karena adanya pencocokan orang dalam pekerjaan.
b.      Teori ini menjadi praktek sebelum itu dapat dievaluasi.
c.       Idenya diambilkan dari kontak yang terbatas selama waktu yang singkat.
d.      Adanya asumsi bahwa guru ketinggalan zaman dan informasi.
e.      Konselor bertindak sebagai informasi kerja.
f.        Informasi formal tidak pernah bisa benar-benar aktual, realistis dan otentik.
g.       Parsons mengabaikan motivasi, kelas sosial ekonomi, dan nilai-nilai budaya.
Hasil dan implikasinya, Parsons mempunyai kontribusi besar yang tingkat penekanan pada analisis individu sebelum pemilihan penempatan.
Bimbingan identik dengan pendidikan. Tujuan pendidikan menurut Brewer adalah kehidupan yang efektif di tujuan bidang aktifitas manusia seperti :
Ø  Kesehatan
Ø  Proses mental mendasar
Ø  Keanggotaan rumah
Ø  Kewarganegaraan
Ø  Pemanfaatan waktu luang
Ø  Karakter, etis
Bimbingan di sekolah dapat digambarkan sebagai membantu anak-anak untuk memahami, mengatur, memperluas, dan meningkatkan kegiatan mereka, baik individu maupun kelompok.
Saran Brewer kriteria bimbingan:
1.       Orang itu dibimbing dalam penyelesaian masalah, melaksanakan tugas atau bergerak menuju tujuan.
2.       Orang itu dibimbing biasanya mengambil inisiatif dan meminta bimbingan.
3.       Bimbingan ada simpatik, ramah dan memahami klien.
4.       Bimbingan harus memiliki pengalaman dan pengetahuan.
5.       Metode bimbingan adalah untuk menawarjan peluang dan pengalaman baru.
6.       Klien di bimbing atas persetujuan dan berhak menggunakan bimbingan dalam pengambilan keputusan pribadi.
7.       Bimbingan yang ditawarkan membantu orang menerima diri sendiri.
Kelebihan dan kelemahan
Kelemahannya bahwa perluasan bimbingan dilakukan dengan pengenalan secara sifat pendidikan, etika, pribadi, moral, dsb.
Kelebihannya disediakan secara efisien dan ekonomis melalui berbagaikegiatan didalam kelas.
XIV.        Bimbingan Sebagai Penyalur dan Penyesuaian
                Bimbingan harus menyertakan dua fungsi yaitu :
1.       Distribusi, membantu siswa untuk melihat oeluang-peluang yang ada.
2.       Penyesuaian, mengintegrasikan pengetahuan tentang diri mereka dan lingkungan mereka sesuai dengan tujuan mereka.
XV.         Bimbingan sebagai Pengambilan Keputusan
                Dalam proses ini bimbingan memberikan informasi pada siswa tentang peluang yang tersedia di setiap pilihan mereka.
XVI.        Model Bimbingan Kontemporer
                Bimbingan sebagai pedoman layanan konstelasi, artinya bimbingan sebagi konstelasi layanan menegaska bahwa keberadannya di sekolah untuk mendukun bimbingan yang diberikan oleh guru.
XVII.      Bimbingan Pengembangan
                Bimbingan merupakan sebuah proses dalam membantu perkembangan siswa di semua bidang kejuruan , pendidikan, dan pengalaman pribadi sosial pada semua tahap kehidupan mereka.
                Secara filosofis , bimbingan pengembangan diarahkan pada perkembangan pencapaian kedewasaan seseorang dan pemahaman tentang diri , keasadaran lingkungan seseorang, penguasaan menyeluruh tentang diri, serta pemahaman nilai-nilai pribadi dan sosial.
XVIII.     Bimbingan Sebagai Rekonstruksi Sosial
                Model rekonstruksi sosial pada kenyataannya  merupakan cita-cita dari bimbingan yaitu memfasilitasi individu untuk bergerak lebih dekat untuk menjadi sebuah kenyataan.

R.Aj Rizky Wulan Amalia (058)

               

1 komentar: